Tariharun07.blogspot.co.id -
SINOPSIS MOHABBATEIN episode 317 “RAMAN TERTANGKAP”
Di bandara Indira Gandhi, ketika Raman sedang melakukan
penukaran tiket di loket, tiba tiba petugas bandara menghampiri Raman
dan meminta Raman untuk ikut dengannya karena ada beberapa pertanyaan
yang harus diajukan, Raman merasa kesal dengan petugas tersebut, karena
petugas tersebut terus memaksanya “Pertanyaan apa ?” tanya Raman dengan
nada marah, petugas itu hanya diam saja dan membawa Raman ke ruangan
interogasi, sesampainya di ruangan yang tertutup tersebut, Raman
langsung bertanya pada petugas yang lain yang berada disana “Ada masalah
apa sebenarnya ? Apakah kamu mengira kalau aku ini teroris ? Apa
salahnya ?”, “Maaf, tuan Bhalla ,,, kami mendapatkan beberapa informasi,
untuk itulah kami harus melakukan hal ini” Raman tertegun
“Kami
akan melakukan tes kebohongan” Raman kaget “Aku warga negara yang
terhormat, aku adalah Raman Bhalla, CEO, ijinkan aku bicara dengan
pengacaraku”, “Kami tahu, tuan Bhalla tapi kami minta pada anda untuk
bekerja sama dengan kami” Raman semakin tidak mengerti “Apakah kalian
ini kurang waras ?”, ”Tenang, tuan Bhalla ,,, relax, pernyataan apapun
yang anda lontarkan akan melawan diri anda sendiri nanti” Raman semakin
merasa kesal dengan sikap pegawai bandara tersebut “Aku tidak akan
mengampuni kalian !” ujar Raman kesal “Kami akan memberikan anda serum
dan mesin ini akan memonitor respon tubuh anda, jika anda tidak mau maka
anda akan ketinggalan pesawat”, “Baiklah, lakukan dengan cepat” Raman
akhirnya mau melakukan test kebohongan
Sementara
itu nyonya Bhalla sedang berdebat dengan penjaga bandara, sedangkan
Raman mulai ditanyai beberapa pertanyaan oleh pegawai bandara, mesin
tersebut mulai mengecek jawaban Raman berdasarkan detak jantung Raman
dan ternyata semua jawaban Raman rata rata benar, salah satu pegawai
yang berada di ruang sebelahnya selalu memberikan kode ibu jarinya kalau
jawaban Raman benar, rupanya Ishita berada di ruang sebelah tersebut
sambil memperhatikan semuanya, Ishita memang sengaja membuat rencana
tersebut untuk membuat Raman mengakui perasaannya “Nyonya, apalagi yang
ingin anda ketahui ?” tanya pegawai tersebut “Tanyakan padanya apakah
dia mencintai istrinya ?” ujar Ishita dengan tatapan matanya yang
serius, kemudian pegawai tadi keluar dari ruangannya dan membisikkan
sesuatu pada temannya, kemudian pegawai itu bertanya pada Raman
“Tuan
Bhalla, apakah anda menyayangi keluarga anda ?”, “Iyaa !” ujar Raman
“Apakah anda menyayangi putri anda ?”, “Iyaa !” pegawai itu bertanya
lagi “Apakah anda mencintai istri anda ?”, “Tidak ! Aku tidak
mencintainya !” dari ruang sebelah Ishita bisa mendengar semuanya sambil
menangis “Tuan Bhalla, jawaban anda salah”, “Aku tidak berbohong !
Apakah mesin ini akan mengatakan kalau aku mencintai istriku atau tidak ?
Aku bilang kalau aku tidak mencintainya !” bentak Raman kesal, Ishita
langsung menyeruak ke dalam ruangan tersebut dan berkata “Raman Bhalla
,,,” Raman kaget begitu melihat Ishita ada disana “Ishita, apa yang kamu
lakukan disini ?” tanya Raman heran “Apakah mereka bertanya pertanyaan
yang bodoh ? Apakah kamu tidak mencintai istrimu ?”, “Tidak !” Ishita
kembali mengulangi pertanyaannya, Raman pun berteriak “Tidak !” Ishita
benar benar marah sama Raman
“Jadi
kamu yang melakukan ini semua ? Kenapa ?” tanya Raman kesal “Semua orang
tidak pengecut seperti kamu dan mereka juga tidak lari dari tanggung
jawabnya ! Aku datang kesini untuk menjelaskan kesalahpahamanmu, aku
bertanya lagi padamu, apakah kamu tidak mencintai istrimu ?”, “Tidak !
Itulah mengapa aku mau pergi dari sini !” Raman tetap bersikeras dengan
jawabannya “Lihat mataku ! Dan katakan !”, “Tidak !” jawab Raman kesal
“Jadi kamu telah mengirimkan surat ini untukku ?” ujar Ishita sambil
menunjukkan gulungan surat yang dipegangnya “Pathak memberikannya padamu
? Dia memang sinting !” Ishita langsung menarik kerah baju Raman dan
mulai memukuli Raman dengan kertas tersebut “Ishita, apakah kamu sudah
gila ? Pak petugas tolong hentikan dia” pinta Raman yang saat itu sudah
keluar dari ruangan tersebut dan Ishita masih saja terus memukuli Raman
dengan kertas itu, Raman melihat ke sekeliling ruangan itu, semua orang
melihat kearah mereka
“Mereka
semua melihat kearah kita, Ishu”, “ Iyaa, aku memang ingin mereka
melihat kita berdua ! Tidak ada seorangpun yang mau mempunyai suami
seperti kamu !” bentak Ishita, salah seorang pengunjung bandara bertanya
pada Raman “Pak, aku ini Raman Kumar dan lihat aku dipukuli oleh
istriku sendiri” Raman kemudian bilang pada Ishita kalau orang itu
bertanya padanya, Ishita mulai ngobrol dengan orang itu, Raman segera
berlari meninggalkan Ishita, Ishita langsung mengejarnya, Raman mencoba
berlindung dibelakang orang orang yang melintas disana, menghindar dari
pukulan Ishita, Ishita memarahinya dan mulai memukulnya lagi, Raman
berhasil meloloskan diri dari Ishita, namun Ishita masih terus
mengejarnya dan ketika tertangkap, Ishita terus menerus memukuli Raman
dengan surat cerai tersebut
Di
bawah, nyonya Bhalla sedang berdoa untuk Raman agar Raman kembali ke
keluarganya, akhirnya semua orang bersatu padu membuat lingkaran
mengelilingi Raman agar Raman tidak bisa lari kemana mana lagi, Ishita
masuk ke lingkaran tesebut dan berterima kasih pada mereka semua yang
telah membantunya sehingga Raman tidak bisa lari kemana mana lagi
“Terima kasih, kalian semua telah melayani India dan kalian juga telah
menghentikan masalah terbesar di India, yaitu seorang suami” Raman hanya
bisa pasrah dan terdiam melihat kemarahan Ishita “Kamu ini memang
pengecut ! Bagaimana bisa kamu mengirimkan surat cerai untukku ? Kamu
memang selalu saja membuat masalah denganku, aku harus menghadapi
semuanya !”, “Diam !” bentak Raman, namun Ishita terus memberikan
ceramah ke Raman ”Kita berdua dekat karena Ruhi” ucapan Ishita membuat
Raman teringat pada masa lalu mereka berdua ketika mereka menikah dan
beberapa kenangan indah mereka berdua
Sinopsis Mohabbatein Episode 81 Part 1 Kamis 20 Oktober 2016 “Ishu,
dengarkan aku”, “Diam kamu, Raman” ujar Ishita sambil menarik kerah
baju Raman dengan keras “Aku berubah karena kamu”, “Kenapa ?” tanya
Raman dengan sikapnya yang pura pura tidak tahu “Karena kamu ingin
seorang ibu untuk Ruhi dan aku ingin seorang anak, yaitu Ruhi, aku tidak
tahu apakah aku bisa tersenyum setelah kamu datang dalam kehidupanku ?
Tapi yang pasti aku menemukan seorang Ishita yang suka berjuang dalam
diriku sendiri, aku menemukan Ishita yang baru” Raman terdiam
memperhatikan Ishita yang terus mengoceh “Kamu memang tidak peduli
dengan siapapun, kamu hanya ingin meninggalkan semua orang, kenapa ?
Siapa yang ingin kamu hukum ? Apakah kamu yang memutuskan hidupku ?”
Raman langsung memegang lengan Ishita dan berkata “Diam, Ishu !” bentak
Raman
“Aku
tidak akan diam, Raman ! Kamu itu bukan siapa siapa yang bisa mengambil
keputusan untukku, kamu ingin menikah secara diam diam, sedangkan aku
bukan tipe yang seperti itu, aku tidak akan mengatakan ya untuk semua
kata iya mu karena kita akan membuat sebuah keputusan bersama sama,
apakah kamu sudah kehilangan akal dengan meminta Mani menikah denganku ?
Apakah kamu bertanya padaku apakah aku mencintai Mani ? Aku ini ,,, “
tiba tiba Ishita terdiam, tidak melanjutkan ceramahnya, Raman tersenyum
nakal melihat tingkah Ishita yang tiba tiba saja terdiam, lidahnya
serasa kelu tak mampu bicara
“Ayoo
lanjutkan, semua orang sedang mendengarkan sekarang, selesaikan
ceramahmu” goda Raman sambil tersenyum “Aku tidak ingin mengatakannya”
ujar Ishita sambil berbalik membelakangi Raman “Aku tidak akan pergi
kemana mana, aku juga tidak bisa pergi kemana mana, tapi yang satu ini
harus dikonfirmasi, kamu memang seorang Madrasan yang sinting”, “Aku ini
istri Punjabi yang gila” balas Ishita “Kita berdua memang gila”,
“Kombinasi yang bagus kan ?” Raman dan Ishita tersenyum satu sama lain
kemudian saling berpelukkan, semua orang yang mengelilingi mereka berdua
langsung bertepuk tangan untuk mereka berdua, Raman memegang tangan
Ishita lalu mengajaknya pergi dari sana
Raman
dan Ishita sedang dalam perjalanan pulang ke rumah “Ibu, diluar dingin
sekali, bagaimana kalau kita minum kopi dulu ?” ujar Raman yang saat itu
duduk di kursi belakang bersama Ishita, sedangkan nyonya Bhalla duduk
di depan, nyonya Bhalla malah meminta supir untuk mengendarai dengan
cepat mobilnya menuju ke rumah, Ishita tersenyum melihat ke arah Raman
dengan penuh cinta “Kenapa kamu melihatku seperti itu ? Lihat saja ke
depan” ujar Raman sambil ikut tersenyum SINOPSIS MOHABBATEIN episode 317
LIKE FANPAGE INI UNTUK UPDATE POSTING TERBARU