Pesonaku
Tariharun07.blogspot.co.id -
Sinopsis Serial Drama India Mohabbatein di ANTV
Sinopsis Mohabbatein Episode 83 ANTV Hari Ini,Shagun benar benar terkejut ketika melihat Ashok dan Mihika mengenakan kalung rangkaian bunga sebagai tanda kalau mereka sudah menikah, Shagun bergegas menghampiri mereka dengan perasaan marah dan hendak menampar Mihika namun Ashok segera mencegahnya dengan memegang tangan Shagun “Berani benar kamu, bagaimana bisa kamu mengangkat tanganmu ke istriku di depanku seperti ini ?” Shagun semakin marah “Apakah Mihika telah memerasmu dan memaksamu untuk menikahinya ? Aku tahu perempuan yang seperti itu, aku ini istrimu, Ashok !” ujar Shagun kesal “Hentikan, Shagun ! Kita sudah tidak bisa bersama sama lagi, aku sudah menikah dengan Mihika, aku memang ingin menikahinya !” sahut Ashok “Ashok, bisakah aku ke kamarku dulu ?”, “Itu adalah kamarku !” bentak Shagun menimpali ucapan Mihika, Mihika tidak menggubrisnya dan bergegas naik ke lantai atas,
Shagun semakin marah kemudian menarik kalung bunga yang dipakai oleh
Ashok hingga hancur berantakan “Itu adalah kamarku, Ashok ! Kamu
mencintai aku sejak 6 tahun yang lalu ! Dia tidak boleh masuk kesana !”
Ashok segera mendorong Shagun dengan keras hingga Shagun jatuh ke lantai
dan berkata “Semuanya sudah berakhir, Shagun ! Mihika adalah istriku,
ambil barang barangmu dan pergi dari sini, aku akan memulai kehidupan
yang baru dan kamu tidak mempunyai tempat lagi disini !” Shagun benar
benar tidak percaya dengan ucapan Ashok, Shagun segera memegangi kaki
Ashok dan memelas pada Ashok sambil berkata “Ashok, jangan lakukan hal
ini padak, aku telah meninggalkan semuanya demi kamu, aku ini hanya
untuk kamu, kemana aku akan pergi ?” Shagun menangis sedih sambil terus
mengiba pada Ashok meminta belas kasihannya
Sinopsis Mohabbatein Episode 83 ANTV Hari Ini jumat 21 oktober 2016 “Lihat keadaan kamu
sekarang ! Kamu itu bukan apa apa lagi bagiku, kamu ini seperti kertas
tisu yang telah kotor, begitu selesai digunakan maka langsung dibuang,
Mihika adalah istriku yang sah dan kamu itu bukan siapa siapa !” bentak
Ashok lantang “Tapi aku telah berkorban segalanya untukmu, aku telah
mengorbankan kehidupanku demi kamu, aku telah meninggalkan Raman dan
Ruhi, aku mohon, Ashok ,,, jangan lakukan hal ini padaku, aku telah
bersamamu sejak 6 tahun yang lalu”, “Iyaaa itu karena kamu menginginkan
perhiasan, makeup, uang, kamu hanya mencintai saldo bank ku saja, bukan
aku ! Itulah mengapa kamu sangat bahagia, jadi mulai sekarang jangan
datang kesini lagi atau kalau tidak aku akan meminta pembantuku untuk
menendang kamu keluar !” ujar Ashok sambil menggeret Shagun keluar dan
mengusirnya,
Kemudian Ashok menutup pintu dengan keras, Shagun
menangis meratapi nasibnya sambil terus menerus memanggil nama Ashok,
kemudian Ashok membuka pintunya dan mengeluarkan semua tas milik Shagun
kemudian menutupnya kembali pintu rumahnya, Shagun masih terus menangis
sambil meminta Ashok untuk membuka pintu rumahnya dengan nada memelas
Sementara
itu Raman sedang menunggu Ishita, Romi mulai menggodanya “Kakak, kakak
jangan sampai merasa gugup”, ”Aku tidak gugup ! Aku bisa mendengarnya,
kata aku mencintaimu itu mudah” ujar Raman, Simmi menghampiri mereka dan
berkata “Kakak, aku akan mengatakannya, itu mudah saja, sebut saja nama
Mata Rani lalu katakan” ujar Simmi, tuan Bhalla menyela pembicaraan
mereka “Perjuangan cinta itu tidak mudah”, “Aku juga mempunyai sebuah
ide, aku akan memuat semuanya maka semua semua ketakutan itu akan
lenyap” mereka semua tertawa senang, Ruhi yang kebetulan saat itu juga
mendengarnya, mulai berceloteh “Ayah, kami ini sangat khawatir kalau
ayah tidak akan mengatakan aku mencintaimu pada ibu Ishi, karena ayah
ini selalu saja kasar, sekarang aku tahu kalau ayah sedang gugup kan ?
Berikan saja ciuman di pipi ibu Ishi baru kemudian katakan aku
mencintaimu” Romi juga menggoda Raman,
Raman segera mengejar
Romi, hingga akhirnya Ishita turun dari lantai atas, Raman terperangah
melihat penampilan dan kecantikan Ishita yang begitu elegan dan anggun
mengenakan kain saree merah muda pemberian Raman, mereka berdua saling
memandang satu sama lain kemudian tersenyum manis, Ruhi langsung
memecahkan keheningan itu dengan berkata “Ibu Ishi cantik sekali ! Ayah
sampai terkagum kagum sama ibu Ishi” ujar Ruhi riang, nyonya Bhalla
kemudian memberikan restunya pada mereka berdua dan memberikan tanda
hitam untuk Ishita agar dijauhkan dari segala kejahatan dan berkata
“Raman, pergilah sana karena bosmu pasti sudah menunggu kamu” ujar
nyonya Bhalla “Ruhi, Ruhi tidurnya jangan malam malam ya” pinta Ishita,
nyonya Bhalla kemudian melingkarkan tangan Ishita di tangan Raman,
mereka tersenyum satu sama lain lalu segera berlalu dari sana
Raman
dan Ishita sedang dalam perjalanan menuju ke hotel, Raman tersenyum
melihat penampilan Ishita yang mempesona, Ishita juga melirik kearahnya
dan teringat semua kenangan indah mereka berdua, Raman balik melirik ke
arah Ishita dan tersenyum manis, sementara itu Shagun sedang mabuk
sambil menangis disebuah bar, Shagun teringat pada lamaran Ashok dan
kenangan indah mereka berdua, Shagun juga teringat pada perilaku Ashok
yang kasar, kata katanya yang pedas dan pahit ditelinga, Shagun menangis
sambil melihat kearah cincin berlian yang dikenakannya, Shagun bergegas
melepas cincin itu dan berkata “Kenapa kamu melakukan ini semua, Ashok !
Kenapa kamu meninggalkan aku ? Aku tidak akan mengampunimu ! Ujar
Shagun sambil melempar cincin itu dan menginjaknya dengan kemarahan yang
menggunung hingga akhirnya terjatuh, semua orang memperhatikan
tingkahnya, para laki laki yang berada disana sedang bergosip tentang
kaum sosialita
Pada saat yang bersamaan Raman dan Ishita sudah
sampai di hotel “Raman, mana bosmu ?” tanya Ishita heran, Raman
memberikan alasan dan meminta Ishita untuk masuk ke kamar dulu “Lebih
baik kamu masuk ke kamar dulu” Ishita heran “Ke kamar atau ke atas ?”,
“Apa ada masalah denganmu ? ayoolah” Raman balik bertanya, sementara itu
Adi sangat mengkhawatirkan keadaan Shagun, awalnya hendak menelfon
Mihir tapi tidak jadi lalu menelfon Shagun, namun saat itu ponsel itu
ada di meja bar sehingga yang menerimanya adalah bartender “Wanita itu
sedang terbaring dilantai karena mabuk, datanglah kesini dan bawa dia
pulang” Adi panik lalu meminta alamat bar tersebut,
Raman
meminta Ishita untuk masuk ke kamar dulu “Kamu masuklah ke kamar dulu,
aku akan menerima telfon dulu”, “Bagaimana bisa aku pergi sendirian ?”
tanya Ishita heran “Pergilah sana dulu, jangan biarkan ada siapapun
disana” pinta Raman “Baiklah” akhirnya Ishita pergi ke kamar yang
disebutkan oleh Raman, begitu Ishita pergi, Raman mulai berdoa “Mata
Rani, semoga saja semuanya bisa berjalan dengan baik, kalau tidak aku
akan meminum seluruh isi botol ini” ujar Raman penuh harap,
Saat
itu Adi sudah sampai ditempat Shagun mabuk dan memintanya untuk ikut
dengannya “Mihika telah menghancurkan hidupku ! Dan Ashok telah membuang
aku !” Shagun kemudian minta minum lagi dan memarahi Adi yang terus
mengajaknya pulang sambil menangis, bartender juga menyuruh Shagun untuk
pergi dari sana, mereka kemudian mengangkatnya, Shagun langsung
berteriak “Jangan sentuh aku !”, “Ayooo, ibu ,,, kita pulang” akhirnya
mereka bisa mengeluarkan Shagun dari sana, kebetulan Adi meminta bajaj
yang di pakainya tadi untuk menunggu, Adi segera menyuruh ibunya masuk
ke bajaj namun lagi lagi Shagun menolak “Ibu tidak mau pergi, Adi !”
Shagun berjalan di jalanan dengan keadaannya yang mabuk berat hingga
hampir saja menabrak motor yang lewat didepannya
“Heeeiii ,,,
apa kamu mau mati ? Lihat dan jalan dengan benar !” bentak pengendara
motor “Iyaaa aku memang mau mati ! Bunuh saja aku ! Tidak ada seorangpun
yang peduli padaku !” Shagun mulai meracau, Adi menghampiri ibunya dan
memintanya untuk pulang sambil menangis, namun Shagun terus berjalan dan
meminta Adi untuk meninggalkannya sendirian, tepat pada saat itu Shagun
jatuh di dekat bak sampah “Aku ini memang sampah ! Kertas tisu yang
sesudah digunakan lalu dibuang begitu saja !” ujar Shagun sambil
terbaring didekat bak sampah
Pada saat yang bersamaan, Ishita
masuk ke kamar hotel yang disebutkan oleh Raman, dilihatnya didalam
kamar terpampang tulisan ‘Selamat datang tuan dan nyonya Bhalla’ Ishita
tersenyum dengan kejutan manis dari Raman “Itu artinya memang tidak ada
siapapun disini, jadi ini rencananya, waaah aku benar benar terkesan,
aku suka gayanya, itu artinya Raman akan mengatakan semuanya padaku hari
ini, apa yang harus aku katakan ketika dia mengatakannya padaku, aku
belum bersiap siap, aku tidak menyangka kalau akan begini, aku ini
memang bodoh !” rutuk Ishita pada dirinya sendiri,
Adi meminta
Shagun untuk bangun dan pulang bersamanya “Pulang ? Pulang kemana, Adi ?
Rumah yang mana ?”, “Ke rumah paman Ashok” ujar Adi sambil terus
menangis “Aku ini hanyalah sampah, Adi !” ujar Shagun masih dalam
keadaan mabuk “Ibu, tunggu disini, aku akan kembali lagi nanti” Adi lalu
pergi meninggalkan Shagun “Shagun Arora, kamu ini memang sampah ! Dan
inilah tempatmu !” ujar Shagun sambil masih terbaring di dekat bak
sampah
Tak lama kemudian, Raman masuk ke kamar, dimana Ishita
sudah menunggunya disana, Raman kemudian menaruh kedua tangannya di bahu
Ishita, Ishita hanya terdiam dan menutup matanya, kemudian Raman
membalik tubuh Ishita lalu menyingkirkan rambut Ishita yang menutupi
wajahnya yang ayu, Raman tersenyum melihat kepolosan istrinya ini yang
hanya terdiam kemudian mulai membuka matanya, Raman dan Ishita saling
memandang dalam diam, kedua mata mereka berbicara “Aku ingin mengatakan
sesuatu padamu” ujar Raman, saat itu ponsel Raman berdering, membuat
ucapan Raman berhenti “Aku ,,,,”, “Angkat dulu telfonnya, siapa tahu
penting” pinta Ishita, rupanya Adi yang menelfon Raman “Ayah, ini aku,
Adi !” Raman kaget begitu mendapat telfon dari Adi “Adi, kenapa kamu
menangis ?” Adi kemudian menceritakan apa yang terjadi pada Shagun dan
memberikan alamat mereka saat ini
“Ayah, datanglah cepat yaa”
setelah Raman menutup telfon, Ishita bergegas mengajak Raman pergi
menemui Adi “Tapi semua ini bagaimana ?”, “Raman, Adi adalah anak kita,
saat ini dia membutuhkan kita, ayooo kita pergi” pinta Ishita “Baiklah”
akhirnya Raman dan Ishita meninggalkan hotel, meninggalkan rencana yang
sudah Raman buat untuk Ishita, kencan romantis mereka gagal, hingga
akhirnya Raman dan Ishita tiba di alamat yang disebutkan oleh Adi,
mereka berdua bertanya pada semua orang tentang anak kecil yang berusia
12 tahun yang tadi berada disekitar tempat itu, hingga akhirnya Ishita
menemukan Adi, Ishita memanggil Raman, mereka berdua kaget ketika
melihat Adi sedang duduk sambil menangis di dekat Shagun yang sedang
terbaring dengan keadaan yang buruk di dekat bak sampah besar
LIKE FANPAGE INI UNTUK UPDATE POSTING TERBARU